Habib Ahmad Al Habsyi lahir dari 5 bersaudara. Anak dari Ustadz Abu Bakar Al Habsyi, beliau juga seorang Ustadz di kota kelahirannya, Palembang. Awal kiprah dakwah Ustadz Ahmad Al Habsyi sejak tahun 2003 ketika beliau duduk di kelas 3 SMP.
Pada tahun 1995 beliau mulai berdakwah keliling Malaysia serta Singapura, Beliau pun dikenal sebagai Mubaligh Cilik. Sepuluh tahun kemudian tepatnya bulan Suci Ramadhan tahun 2005, stasiun televisi SCTV mengundang Beliau untuk berduet ceramah dengan Ustadz Jefri Al Buchori.
Itulah awal Beliau berdakwah di stasiun televisi, kemudian beberapa televisi swasta menawarkan kontrak untuk mengisi acara bulan Suci Ramadhan dan sentuhan rohani Agama Islam.
Lewat penampilannya yang low profile dan isi ceramahnya yang mudah di cerna tersebut melahirkan pecinta-pecinta dakwahnya yang kini sudah menyebar diseluruh penjuru Indonesia.
Jamaahnya berasal dari berbagai kalangan, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa,
Ahmad Al habsyi asal Palembang merupakan salah ustad muda yang populer saat ini. Meskipun berasal dari daerah yang sama, namun terus terang saya belum pernah mendengarkan tausiahnya secara khusus sebelumnya. Memang beliau sering tampil di televisi tetapi saya sendiri yang jarang menonton televisi. Alhamdulillah ketika mendapat undangan buka puasa kemarin dari sebuah perusahaan, pengisi ceramahnya ustad Ahmad. Kesan pertama mendengarkannya ternyata lucu juga ya… Di balik penyampaikannya yang humoris, ustad telah memberikan pencerahan lagi ditengah kegalauan hati ini.
Ceramah ustad Ahmad disajikan ringan dengan metode bercerita. Ustad menceritakan saat suatu nabi Muhammad mau naik mimbar lalu setiap anak tangga yang berjumlah tiga, rosul selalu mengucapkan “amin”. Ketika para sahabat bertanya, rosul menjelaskan bahwa beliau diminta mengaminkan tiga hal oleh malaikat jibril. Ketiga hal tersebut adalah :
1. Celakalah bagi orang melewati bulan Ramadhan tetapi tidak dapat pengampunan dari Allah
2. Celakalah bagi orang yang berkesempatan berinteraksi dengan ayah ibunya namun interaksinya tersebut tidak menghantarkannya ke surga
3. Celakalah orang yang dibacakan shalawat Nabi tapi tidak membalas shalawat tersebut
Sehubungan dengan hal kedua, ustad mengingatkan bahwa kita sering mencari surga yang jauh tetapi lupa dengan surga yang dekat yakni memuliakan orang tua. Dengan tema itu pula, ustad akan meluncurkan sebuah buku berjudul “Ada Surga di Rumahmu”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar