Jumat, 02 November 2012

fenomena anak gaul


Loe, Gue. Dua kata yang pastinya sangat akrab di telinga kita khususnya yang tinggal di wilayah urban perkotaan, namun berbagai siaran di layar kaca kita yang banyak mengangkat tema-tema kaum muda satu dasawarsa terakhir, telah secara massif mempopulerkan dua kata itu hingga ke pelosok-pelosok desa dan telah mereposisi penggunaan kata kamu dan saya. Dalam keseharian masyarakat khususnya di ibu kota Jakarta menggunakan kamu atau anda untuk menyebut orang kedua, merupakan hal yang sangat langka utamanya di kalangan anak muda yang populer dengan sebutan Anak Baru Gede (ABG), atau mereka yang telah mendeklarasikan dirinya sebagai anak gaul. Saya masih ingat betul sebuah film yang mengangkat tema kehidupan remaja berjudul Anak Baru Gede (ABG), seingat saya film tersebut banyak sekali memberikan pengaruh terhadap kehidupan dan pergaulan remaja di daerah saya, banyak bahasa-bahasa atau istilah-istilah yang tak lazim digunakan dimasyarakat saat itu menjadi trend dikalangan anak muda yang tengah menjadi obyek gempuran produk-produk media pertelevisian, bukan hanya perilaku berbahasa namun juga sikap pergaulanpun mengalami perubahan, sehingga menjadi anak gaul merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi mereka yang juga tengah disibukkan agenda pencarian jati diri. Hingga akhirnya bermunculan berbagai istilah-istilah baru yang menjadi simbol identitas sosial, jadi selain penampilan, bahasa dan gaya berbicara juga menjadi tolak ukur gaul tidak gaulnya seorang remaja atau anak muda. Itulah kekuatan bahasa media yang mampu memberikan propaganda terhadap alam bawah sadar mereka yang belum cukup mampu berfikir kritis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar